Perfect Idol [Part 2]

Gambar

Perfect Idol [Part 2]

Author : CJN

Main Cast :

–          Oh Sehun

–          Lian Kim or Lyla [OC]

–          Kim Jong In a.k.a KAI

Support Cast :

–          Chae Jang Mi [OC]

–          Xi Lu Han

–          Park Min Ka [OC]

–          Byun Baek Hyun

–          Others

Genre : Romance

Lenght : Chaptered

Rate : Teenager

Poster by : http://giriratnafanfic.wordpress.com/

Summery :

“Aku Lian Kim, aku mahasiswa dari Seoul University. Aku juga bekerja di sebuah butik milik desainer ternama,  Danny Jo. Yah walaupun hanya membantu-bantu saja, tapi aku dapat belajar banyak di sana. Orang tua ku tinggal di Indonesia, sedangkan aku memilih menetap di Korea seorang diri. Simak ceritaku selanjutnya”

“Aku Oh Sehun, seorang aktor terkenal di Korea. Aku aktor yang berbakat, bertalenta, berkarisma, dan juga tampan. Aku menyukai segala hal yang sempurna. Lihat saja ceritaku selanjutnya”

“Aku Kim Jong In, nama panggungku Kai. Aku seorang dancer terkenal di Korea. Aku juga koreografer untuk Boyband Korea di agensiku. Hidupku untuk menari. Simak ceritaku selanjutnya”

Sebelumnya <=Perfect Idol Chapter 1=>

[Lian Point of View]

Sinar matahari mencoba masuk dari sela-sela jendela kamarku. Tapi, aku sudah tidak mendengar lagi kicauan burung-burung yang biasanya bertengger di jendela kamarku.

Aku bangun dari tidur dan menggeliat sebentar. Kepalaku terasa pusing. Aku menolehkan kepalaku ke meja kecil di samping tempat tidurku. Mataku membelalak.

MWO??!! Jam 8.45? huaaaa aku terlambat!!! Kenapa alarm di handphone tidak menyala??” aku berteriak dengan hebohnya. Lalu aku meraih iPhone ku yang ada di meja.

Ige Mwoya??!! Handphone siapa ini?? sejak kapan iPhone ku berwarna hitam?”

[Sehun Point of View]

Kring~kring~kring

“Arrgghh!! Bunyi apa itu. Mengganggu tidurku saja!” suara bising itu masih saja berdering dengan riangnya. Terpaksa aku bangun dari tidurku yang nyenyak ini. Aku mengedarkan pandangan, pandanganku tertuju pada meja kecil di sebelah tempat tidurku dan benda yang sedang menyala-nyala itu. Lalu aku meraihnya.

What is it??!! Handphone siapa ini?? sejak kapan iPhoneku berwarna putih?”

<=PERFECT IDOL PART 2=>

[Sehun Point of View]

Sejak kapan, handphoneku berwarna putih? Ada casing warna birunya juga, oh di tambah gantungan biolanya juga. Ini sih pasti milik seorang yeoja.

Kring~kring~kring

Handphone itu berbunyi lagi, kali ini tanda ada telepon masuk. Ku angkat saja teleponnya.

Halo, Kak Lyla? Kak Lyla apa kabar?? Aku kangen sama Kak Lyla…’ lho? Dia bicara apa? Aku terdiam tak menjawabnya.

Kak Lyla?’ orang itu bicara lagi.

“Sorry, I can’t understand what you’re talkin about” kataku dalam bahasa Inggris.

Lho? Ini bukan Kak Lyla? Where is Lyla? Are you Lyla’s boyfriend?

Tanyanya masih dengan bahasanya tapi di campur dengan bahasa Inggris. What? Boyfriend.

“No, I’m not Lyla’s boyfriend. Maybe you’re wrong number, Mrs” aku menyangkalnya dan langsung menutup telepon. Mungkin aku sudah lancang.

[Lian Point of View]

Handphone siapa ini?? seingatku iPhone ku berwarna putih plus ada casing berwarna biru muda dan ada gantungannya berbentuk biola. Itu dari Baekhyun hadiah ulang tahunku yang ke 20, aku sangat menyukai gantungan itu. Tapi kenapa ini menjadi warna hitam? Aku mengingat-ingat kembali kejadian yang terjadi kemarin.

“Omona!” refleks aku menjerit sambil menutup mulut. “Aku terlambat!” segera saja aku berlari keluar kamar, ternyata Minka sudah siap-siap berangkat ke kampus.

“Ya! Lian Kim. Kenapa baru bangun, huh?” tanya Minka.

“Alarmku tak nyala. Aku mandi dulu”

“Hey! Ini sudah siang. Aku berangkat duluan ya!” teriak Minka.

“Duluan saja” kataku dari dalam kamar mandi.

Aku mandi dengan terburu-buru. Sampai-sampai aku tak mencuci rambutku yang sudah kusut ini karena mengirit waktu.

“Ah bisa gawat ini!” aku menggerutu sendiri.

Kupakai baju dan sepatu dengan asal. Aku hanya mengenakan baju lengan panjang warna putih bermotif garis-garis di atasnya, dan dipadukan dengan celana pendek di atas lutut. Ditambah dengan tas gendong dan sneakers berwarna biru muda. Ah, mana kampusku dari rumah jauh lagi. Aku harus menaiki subway. Untuk ke stasiunnya saja aku harus berjalan kaki terlebih dahulu, munkin aku bisa berlari.

Keluar dari rumah, aku langsung berlari menuju lift. Ini awal hariku yang buruk, Ya Tuhan! Batinku dalam hari.

Keluar dari gedung rumah flatku, aku langsung berlari sekuat tenaga. Ini menyebalkan. Sampai di subway, aku tak mendapat tempat duduk, alhasil aku berdiri selama perjalanan menuju kampus.

 

Lorong kampus sudah lengang, karena semua mahasiswa sudah masuk ke kelas masing-masing. Hanya ada beberapa orang yang lalu lalang. Astaga! Ini jamnya si ‘Killer’, aku tidak akan dibiarkan masuk olehnya! Sial. Lagi-lagi aku membatin.

Dan benar saja, aku disuruh pulang olehnya. Minka hanya menatapku prihatin. Ini benar-benar hari yang buruk, aku sedang tidak dalam mood yang baik hari ini. Dan disinilah aku, di kafetaria kampus. Aku duduk termenung sambil ditemani segelas ice tea. Tiba-tiba nada dering Handphone berbunyi. Segera aku mengeluarkan handphone dari saku dan menjawab telepon itu.

Yeobeoseyo?”

Hey! Oh Sehun! Kau dimana??!! Lokasi syuting di pindahkan. Kau datang saja ke daerang Itaewon, ara?’ aku termenung.

Ya! Oh Sehun! Kau mendengarkan aku tidak??!

Orang di seberang sana berteriak, sampai aku terkejut.

“Ya! Aku bukan Oh Sehun! Dan maaf tuan, kau ini siapa? Beraninya berteriak di telepon” aku mulai emosi.

Eh, ini benar kan handphone Oh Sehun?’ tanyanya mulai bingung.

“Siapa Oh Sehun?! Aku Lian Kim, pemilik handphone ini!” aku langsung memutus sambungan telepon secara sepihak. Tiba-tiba aku teringat akan iPhone yang sedang aku pegang. Ya Tuhan! Ini memang bukan handphoneku. Kataku dalam hati.

“Ini menyebalkan” akhirnya aku melepaskan emosiku dengan berteriak. Semua mata tertuju padaku, aku hanya cuek saja karena malu. Aku mendengus dengan kasar.

Aku termenung sebentar. Seketika aku teringat dengan kejadian di supermarket tadi malam. Benar! Mungkin ini milik si pria yang berpakaian aneh itu. Kemarinkan dia menaruh handphonenya di meja kasir. Punyaku juga ada disitu. Dan dia keluar dari super market dengan tergesa-gesa. Mungkin saja dia salah ambil handphone. Ah benar-benar!. Aku terus saja berasumsi dalam hati.

Sekelebat terlintas sebuah ide bagus dari otakku. Langsung saja ku ketik nomor handphoneku lalu ku telpon dari handphone orang yang sedang ku pegang. Ku tarik napasku dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Orang itu mengangkat teleponnya.

Yeobeoseyo?

“Halo, permisi tuan, saya Lian Kim, pemilik handphone yang sedang anda pegang sekarang . Maaf sepertinya handphone kita tertukar. Bisa anda kembalikan handphone saya sekarang?” ucapku dengan lemah lembut.

Oh anda pemilik handphone ini?’

“Benar sekali, maaf saya menelpon dari handphone anda. Bisakah anda mengembalikannya padaku?”

Maaf, saya sedang sibuk. Anda saja yang datang kemari’ katanya dingin. Cih, menyebalkan!

“Baiklah, saya akan kesana” lalu dia memberi tahu tempatnya. Sial sekali, tempatnya ternyata jauh dari kampusku! Argghh. Terpaksa aku harus datang kesana demi iPhoneku.

[Sehun Point of View]

Saat baru sampai di lokasi syuting, tiba-tiba ada yang menelpon dari handphoneku, eh ralat, handphone orang lain. Ketika ku angkat, ternyata seorang yeoja yang bernama Lian, pemiliki handphone ini. Dia menelpon menggunakan nomorku.

Dia memintaku untuk mengembalikan handphonenya. Tapi kubilang aku sedang sibuk dan menyuruhnya datang kesini saja. Saat sambungn telepon terputus, aku mulai mengedarkan pandanganku ke sekeliling. Tidak ada tanda-tanda akan adanya syuting disini. Aku bingung, lalu kutelepon saja Luhan Hyung, untung aku mengingat nomor teleponnya. Aku menelpon dari handphone yeoja itu.

Yeobeoseyo?”

Hyung, ini aku. Kenapa lokasi syuting tampak kosong?” tanyaku langsung.

Oh kau Sehun, tadi aku menelponmu untuk memberitahukan lokasi syutingnya di pindahkan, tapi yang mengangkat seorang yeoja. Dia marah-marah padaku

“Haaah.. itu nanti aku jelaskan. Sekarang beri tahu aku dimana lokasinya?”

Di Itaewon. Cepat kau kemari, mereka sudah menunggu mu!

“Baiklah” aku langsung masuk ke mobilku dan menuju Itaewon.

[Lian Point of View]

Lelahnya aku. Aku sudah sampai di lokasi yang sudah dijanjikan oleh orang itu. Aku mengedarkan pandangan, tapi tidak ada seorangpun disini. Apa orang itu berusaha menipuku ya? Apa jangan-jangan dia seorang penjahat yang akan menyulikku. Pikiran-pikiran negatif terus saja melayang-layang di otakku.

Aku mencoba menelponnya kembali untuk menanyakan keberadaan orang tersebut. Setelah menunggu sampai dering ke lima, telepon baru di angkat.

Yeobeoseyo?”

“Halo, saya sudah ada di tempat yang sudah di janjikan. Anda dimana?”

Oh maaf sekali. Tiba-tiba saya harus ke tempat lain. Kalau bisa, datang saja kemari di Itaewon, saya sedang sibuk sekali’ katanya yang membuatku menganga lebar.

MWO??!! Kau memintaku datang kesana? Tempat itu jauh sekali dari sini! Aku sudah datang dari jauh dan kau memintaku ke tempat yang lebih jauh???!!!! Yang benar saja!” aku langsung marah-marah padanya.

Ini memang mendadak. Tapi kalau bisa anda datang kesini sekarang, karena saya juga ingin handphone saya kembali sekarang’ dan sekarang dia malah memerintahku dengan nada yang sangat dingin??!! Kurang ajar!

“Baiklah!” kataku kesal lalu memutuskan sambungan teleponnya. Aku langsung berbelok arah dan kembali ke stasiun.

Untung saja di subway aku mendapatkan tempat duduk, jadi aku bisa beristirahat sebentar. Aku memejamkan  mataku sebentar.

#~#

Aku sudah sampai di lokasi yang di janjikannya. Tapi kenapa seperti lokasi syuting ya? Aku mengedarkan pandangan. Lalu aku menelepon orang itu lagi.

Yeobeoseyo?

“Aku sudah sampai di tempat yang kau janjikan. Kau dimana?” aku berkata dengan ketus dan menggunakan banmal saja.

Oh, apa kau yang bernama Lian?’ tanyanya. Eh, tapi kok tidak seperti suara orang yang tadi ya?

“Kau siapa?”

Aku teman pemiliki handphone yang berada di tanganmu. Kalau begitu kau ada dimana?

“Aku ada di depan kafe” jawabku.

Bisa kau ke sebuah tenda berwarna putih?’ lagi-lagi aku diperintah. Menyebalkan.

“Baiklah aku kesana” ucapku dengan kesal. Dari tadi aku sudah kesal. “Oke, terima kasih” katanya lalu menutup teleponnya.

Aku berjalan kesebuah tenda dengan malas. Sepertinya ini ruang tenda istirahat. Sebenarnya siapa yang memegang handphoneku itu? Apa seorang artis? Lagi-lagi pikiran aneh datang dari otakku.

Tiba-tiba ada yang menepuk pundakku. Saat kutengokkan kepalaku, ternyata seorang pria imut yang menepuk pundakku tadi.

“Apa kau Lian?” tanyanya sambil tersenyum. Tampan sekali, tapi aku tidak tertarik.

“Ya benar” . “Kalau begitu, ayo duduk dulu. Sepertinya kau lelah”

Sangat! Aku sangat lelah sekali!’ kataku dalam hati

Lalu aku duduk di sofa yang terletak di pojok tenda, aku melihat-lihat ke setiap sudut tenda ini. Ada AC nya segala, keren.

“Ini minum dulu” orang yang tadi menyambutku memberikanku kaleng softdrink yang masih dingin. Lalu aku menerimanya sambil tersenyum. “Gamshahamnida” kataku.

“Namaku Luhan, Xi Luhan. Siapa namamu?”

“Aku Lyla, tapi kau bisa memanggilku Lian”

“Sepertinya kau yang tadi pagi berteriak di telepon padaku ya?” katanya.

“Hah? Aku kan berteriak karena kau juga berteriak padaku duluan”

“Hahaha iya iya, aku minta maaf, aku tidak tahu handphonemu dan Sehun bisa tertukar”

“Maaf, siapa Sehun?” tanyaku dengan wajah yang mungkin terlihat innocent.

“Apa? Kau tidak tahu Sehun?” tanyanya dengan terkejut. Aku hanya menggeleng pelan. “Kau benar-benar tidak tahu Sehun? Eh atau Oh Sehun?” tanyanya lagi dengan wajah yang masih terlihat terkejut itu.

“Tidak”

“Tunggu sebentar ya!” tiba-tiba dia berlari keluar tenda meninggalkanku sendirian. Aku hanya terbengong-bengong melihatnya.

[Sehun Point of View]

Hari ini, aku melakukan adegan di sebuah kafe. Hah sungguh lelah sekali. Tadi kata Luhan Hyung, yeoja yang memiliki handphone itu sudah datang. Yeoja itu sedang menunggu di tendaku.

“Sehun-ah!” Luhan Hyung memanggilku dengan keras.

“Ada apa?”

“Kau masih ingat perkataanmu yang ingin mencari pacar gadungan itu kan?”

Aku terdiam dulu, aku ingat waktu pulang dari rumah orang tuaku, aku menceritakaannya pada Luhan Hyung. “Tentu saja aku ingat” jawabku masih bingung dengannya.

“Ada yeoja yang dapat di percaya untuk diminta bantuan seperti itu!” katanya dengan excited.

Nugu?”

Yeoja yang handphonenya tertukar denganmu itu. Aku yakin dia dapat di percaya!”

“Apa kau yakin, Hyung?” tanyaku memastikan.

“Ya, aku yakin sekali. Kau tahu, bahkan dia tidak tahu tentang dirimu yang seorang aktor muda terkenal di Korea ini! Aku yakin dia bisa di percaya”

“Baiklah, terserah padamu saja. Kalau begitu aku akan melihatnya terlebih dahulu” lalu kami berjalan menuju tendaku, untung syuting untuk adeganku sudah beres. Aku bisa langsung pulang.

[Lian Point of View]

Tak lama Luhan-ssi datang bersama seorang pria, kulitnya seputih susu, tampan sekali, dia juga tinggi, keren. Lalu mereka menghampiriku.

“Luhan-ssi, apa dia yang bernama Sehun?” tanyaku, pasti keningku sedang berkerut sekarang.

“Ah ye, benar sekali. Apa kau tidak mengenalinya?” hah dia malah bertanya balik padaku. Bodoh.

“Tidak, aku tidak mengenalnya. Bertemu saja baru sekarang” jawabku.

“Emmm… kau benar tidak mengenaliku?” sekarang pria yang kulitnya putih sekali itu yang bertanya padaku.

“Ada apa sih?? Memangnya kau siapa? Kenapa dari tadi kalian bertanya seperti itu melulu, hah?” aku mulai emosi. Dari tadi kenapa aku sering emosi ya? Padahal aku sedang tidak datang bulan, mungkin karena ini hari burukku. Aku melihat wajah kedua orang itu, mereka terkejut. Aneh sekali, memangnya ada apa?

“Ah baguslah. Kalau begitu, mana handphoneku?” si pria yang pasti bernama Sehun itu sedang mengulurkan tangannya padaku.

“Ini. Sekarang mana handphoneku?” aku menyerahkannya dengan kasar.

“Ini handphonemu” dia mengulurkan handphoneku padaku.

“Lho? Gantungan dan casing nya dimana?”

“Ada dirumahku mungkin. Aku melepasnya, itu memalukan sekali” katanya dengan acuh.

“Hey! Kau tidak berhak mengatur barang milik orang lain! Kenapa kau melepas gantungan dan casingnya, hah? Itu berharga sekali untukku!” aku sudah naik pitam.

“Kau tinggal mengambilnya kan dirumahku, beres. Kebetulan aku mau pulang sekarang” ah menyebalkan sekali dia itu! Ingin aku bejek-bejek dia…. iiiiiii ><

“Lian-ssi, sebaiknya kau ikut kami dulu. Dan ada juga yang kami ingin bicarakan padamu” sekarang Luhan yang menimpali.

“Baiklah, terserah!” kamipun berangkat ke rumah si Sehun itu. Kenapa aku mau saja di ajak orang asing?? Ada apa denganku?? Bagaimana kalau mereka melakukan sesuatu padaku?? Lagi-lagi aku berpikirang buruk sekali. aku menghelah napas dan melihat keluar kaca mobil.

#~#

Kami sudah sampai di rumah Sehun, rumahnya di kawasan perumahan elit. Gila, luas sekali rumahnya! Maygat. Mulutku pasti ternganga, memalukan sekali.

“Ayo masuk” Luhan-ssi yang mempersilahkanku masuk, sedangkan Sehun hanya melenggang masuk ke dalam rumahnya tanpa menghiraukanku. Bodo amat.

“Silahkan duduk” dan aku pun duduk di sofa.

“Ini casing dan gantunganmu, maaf” kata Sehun pelan. “Gamshahamnida”

“Oh, ya tadi pagi ada yang menelponmu. Seorang yeoja, tapi aku tidak mengerti apa yang di bicarakannya” kata Sehun.

“Benarkah? pasti itu adikku” dan benar saja saat aku mengecek handphoneku, Ririn—adikku—menelponku. Pasti di merindukanku, aku juga.

“Bagaimana handphone kita bisa tertukar ya?” tanya Sehun.

“Hmmm… apa kau tadi malam ke super market?” aku malah balik bertanya padanya. Dodol.

“Iya, aku ke supe market tadi malam”

“Aku juga ke super market tadi malam. Lalu aku bertemu seorang pria aneh menggunaka kaca mata di malam hari. Bodoh sekali orang itu, ckckck” aku berdecak tak jelas -__-.

“Tunggu, orang yang menggunakan kaca mata di malam hari? Kau mengatainya bodoh??” dia terlihat seperti emosi. Aku melirik ke arah Luhan, ternyata dia sedang tertawa di tahan. Ada apa sih??

“Yaiyalah! Masa pakai kacamata di malam hari. Gila apa.”

“Jadi kau mengataiku gila dan bodoh??!!” tanyanya sambil menahan emosi.

“Eh. Jadi orang itu kau ya?? Buahahahaha!” aku malah tertawa terbahak-bahak. Luhan pun ikutan tertawa.

“Aish menyebalkan sekali kalian berdua”

“Lalu bagaimana bisa tertukar sih?” sekarang Luhan-ssi yang bertanya padaku.

“Saat aku mau membayar dikasir, uangku ternyata hilang. Yang disakuku hanya iPhoneku saja. Aku meletakkannya di atas meja kasir sambil mencari-cari kembali uangku. Lalu saat aku menengok ke belakang, ternyata ada dia yang berpakaian aneh—“

“Hey! Aku terpaksa, kalau tidak bisa bahaya” katanya mengelak.

“Bahaya? Bahaya kenapa? Apa kau seorang buronan polisi?” tanyaku. Ah lagi-lagi pikiran bodoh itu. “Enak saja! Aku bukan buronan!”

“Sudahlah. Ayo lanjutkan ceritamu itu” Luhan-ssi berkata menengahi kami.

“Lalu aku melihat dia sedang menelepon. Aku mempersilahkannya duluan ke kasir, saat meletakkan barang belanjaannya, dia meletakkan juga iPhone nya di meja kasir. Setelah itu dia keluar terburu-buru. Mungkin kau salah ambil ponsel, Oh Sehun!”

“Ya, mungkin seperti itu” kata Luhan-ssi.

Tiba-tiba handphoneku berbunyi.

Yeobeoseyo?”

Lian, kau di mana? Aku membutuhkanmu. Cepat datang ke butik sekarang

Ah Jo Sajangnim yang menelponku. “Ne, Sajangnim” aku menutup teleponnya. Hah, aku harus cepat-cepat datang kesana. Kalau tidak, dia akan mengamuk padaku.

“Luhan-ssi, Sehun-ssi. Aku harus pergi, senang bertemu dengan kalian. Permisi” aku membungkuk pada mereka dan melenggang keluar. “Hati-hati” kata Luhan. Aku berbalik dan mengucapan terima kasih sambil tersenyum semanis mungkin.

[Sehun Point of View]

Saat dia terburu-buru keluar rumahku. Aku cepat-epat mengucapkan kata ‘hati-hati’. Tiba-tiba dia menengok dan tersenyum, manis sekali, tapi dia tersenyum dan berterima kasih pada Luhan Hyung. Menyebalkan.

“Bagaimana Sehun-ah? Bahkan dia tidak excited saat bertemu denganmu. Dan dia juga manis” kata Luhan Hyung.

“Yaaah.. semoga saja kita akan bertemu kembali dengannya” kataku. Lalu aku masuk ke kamar. Merebahkan tubuhku di atas kasurku. Lalu pikiranku melayang ke kejadian tadi malam.

Aku melihat matanya yang seperti berlian, cantik sekali. Dan tadi juga saat di tenda, aku kembali melihat manik matanya, aku sudah terbius dengan matanya yang indah itu.

[Lian POV]

Tadi di butik Jo Sajangnim, dia terlihat sedang sibuk, lalu dia berkata padaku tentang tugasku besok, untung saja aku di tugaskan besok, kalau sekarang aku sedang bad mood dan kebetulan besok juga aku free tidak kuliah. Katanya, besok aku harus mengantarkan baju untuk pemotretan ke rumah seorang aktor. Saking sibuknya dia, aku sampai tidak di kasih tahu alamatnya. Ah mungkin besok.

Sekarang aku sedang berjalan untuk pulang, selepas dari butik. Ini benar-benar hari yang melelahkan. Aku membuka pintu flat tanpa tenaga. Benar-benar tak ada tenaga, aku sudah lelah sekali, sungguh.

“Hey, Lian. Darimana saja kau? Aku sudah menunggumu, tahu” ah itu si Byun Baekhyun—sahabatku–.

“Lian-ah.. kau darimana, huh? Saat kau tidak boleh masuk ke kelas kau kemana lagi? Aku mencarimu tahu!” sekarang Minka yang berbicara. Aku hanya menatap mereka dengan mata sendu.

“Aku lelaaaaah” kataku lalu menjatuhkan tubuhku sendiri keatas sofa.

“Makanya kau kemana tadi??? Ceritakan pada kami” hah si Baekhun malah menyurhku bercerita. Tidak tahu apa dia! Aku sedang kelelahan akibat bulak balik dari sebuah tempat ke tempat lainnya. Ini gara-gara si Oh Sehun sialan!!

“Biarkan aku tidur… aku kelelahan sungguh! Tolong jangan ganggu aku” kataku pelan tanpa tenaga. Aku berjalan ke kamarku dengan sisa tenagaku yang ada. Aku tak mandi dulu, langsung saja terlelap begitu saja.

#~#

Keesokan harinya, aku bangun di pagi hari. Aku tidak kesiangan lagi, karena iPhoneku sudah kembali.

Pagi ini aku sudah segar karena mandi dan mencuci rambutku yang tak sempat di cuci kemarin. Aku menjadi lebih segar. Semoga ini adalah hari yang baik, batinku dalam hati.

Di sofa, sudah ada Minka yang sedang menonton berita di TV. Tumben sekali dia nonton berita. Eh saat aku menghampirinya, ternyata bukan berita biasa, ini berita tentang seputar dunia entertainment. Dasar -__- aku tertipu.

“Kukira kau menonton bertita” kataku sambil duduk di sebelahnya sambil meminum susuku.

“Ini juga berita kok, berita tentang artis-artis. Hahah. Omona! Itu Oh Sehun. Dia di beritakan akan di jodohkan oleh Chae Jang Mi si model centil itu?? Ya Tuhan.. biasku L”

Tiba-tiba aku tersedak mendengar nama Oh Sehun. Lalu aku melihat dia di TV. Omaygat! Ternyata si Oh Sehun itu selebriti?? Jadi orang yang aku temui itu artis?? Mataku melotot seperti ini O.O

“Kau kenapa? Biasa aja kali matanya mbak!” kata Minka yang melihat tingkahku tadi. Euh aku jadi malu.

“Tidak.. aku baru tahu Oh Sehun itu artis ya?” kataku polos.

“Hello~ kemana saja anda? Makanya jangan kerja mulu! Update dong… ah dasar ‘Kudet’  kau, kurang update. Hahaha” dasar Minka. Kalau tahu dia siapa yang aku temui kemarin, dia pasti terkejut!

“Terserah, itu tidak penting bagiku” kataku lalu masuk kamar bersiap untuk pergi ke butik. “Huuuu~ dasar kau ‘kudet’” sial, dia masih mengolok-olok ku.

“Aku ke butik dulu, jaga rumah” lalu aku keluar dari flat.

#~#

Sampai di butik aku langsung ke ruangan Jo Sajangnim. Dia langsung menyerahkan bajunya padaku. Huh, baru saja aku sampai, dasar evil.

“Lian-ah, ini baju yang harus kau antarkan. Kau tahu rumah aktor itu tidak? Alamatnya aku lupa ku simpan dimana, tunggu sebentar ya” dia berkata lalu keluar dari ruangan.

“Dasar pria menyebalkan!” tak lama dia masuk kembali ke ruangannya dan memberiku sebuah kertas. Aku melihatnya terlebih dahulu, sepertinya aku pernah ke sini.

Sajangnim, memangnya siapa artisnya?” tanyaku padanya.

“Oh.. itu aktor tampan, Oh Sehun” katanya cuek. Aku langsung terkejut.

“WHAT??!!”

To Be Continue

5 thoughts on “Perfect Idol [Part 2]

  1. Ff ini kaya crta di novel.
    Gua prnh baca novelnya.
    Kalo ga salah judul
    novelnya Summer In Seoul.
    Ini authornya trinspirasi
    apa ngikutin crta itu
    novel?

    • makasih udah baca 🙂 aku cuma terinspirasi aja dari novel itu untuk mempertemukan sehun sama lian nya, selebihnya dari imajinsai aku sendiri, sekali lagi makasih ya udah baca dan komen 🙂

Leave a comment