Perfect Idol [Part 3]

Gambar

Author : CJN a.k.a cantikajulia

Twitter : @CantikaJN

Main Cast :

–          Oh Sehun

–          Lian Kim or Lyla [OC]

Support Cast :

–          Kim Jong In a.k.a KAI

–          Chae Jang Mi [OC]

–          Xi Lu Han

–          Park Min Ka [OC]

–          Byun Baek Hyun

–          Others

Genre : Romance

Lenght : Chaptered

Rate : Teenager or PG 15

Poster by : http://giriratnafanfic.wordpress.com/

Disclimer: Berhubung aku suka baca novel, jadi fanfic ini terinspirasi dari novel Summer in Seoul by Ilana Tan. Yang udah baca novelnya pasti bilang novel itu seru, aku juga XD. Oh iya, Chae Jang Mi itu tokoh yang ada di novel Always with me by Hyun Go Wu, maaf ya soalnya aku bingung nama OC nya T-T. Kalo yang mau baca next chap nya cepet, liat aja di blog ku, biasanya aku post lebih dulu di sana. Gamshahamnida *bow*, buat admin yang udah post ff nya, dan juga untuk semua reders yang baca dan komen. Sekali lagi, gamshahamnida, maaf banyak bercuap-cuap, hehehe J

Summery:

“Aku Lian Kim, aku mahasiswa dari Seoul University. Aku juga bekerja di sebuah butik milik desainer ternama,  Danny Jo. Yah walaupun hanya membantu-bantu saja, tapi aku dapat belajar banyak di sana. Orang tua ku tinggal di Indonesia, sedangkan aku memilih menetap di Korea seorang diri. Simak ceritaku selanjutnya”

“Aku Oh Sehun, seorang aktor terkenal di Korea. Aku aktor yang berbakat, bertalenta, berkarisma, dan juga tampan. Aku menyukai segala hal yang sempurna. Lihat saja ceritaku selanjutnya”

“Aku Kim Jong In, nama panggungku Kai. Aku seorang dancer terkenal di Korea. Aku juga koreografer untuk Boyband Korea di agensiku. Hidupku untuk menari. Simak ceritaku selanjutnya”

Sebelumnya <= Perfect Idol Part 2=>

Sampai di butik aku langsung ke ruangan Jo Sajangnim. Dia langsung menyerahkan bajunya padaku. Huh, baru saja aku sampai, dasar evil.

“Lian-ah, ini baju yang harus kau antarkan. Kau tahu rumah aktor itu tidak? Alamatnya aku lupa ku simpan dimana, tunggu sebentar ya” dia berkata lalu keluar dari ruangan.

“Dasar pria menyebalkan!” tak lama dia masuk kembali ke ruangannya dan memberiku sebuah kertas. Aku melihatnya terlebih dahulu, sepertinya aku tahu tempat ini.

Sajangnim, memangnya siapa artisnya?” tanyaku padanya.

“Oh.. itu aktor tampan, Oh Sehun” katanya cuek. Aku langsung terkejut.

“WHAT??!!”

<=PERFECT IDOL PART 3=>

[Lian POV]

Siapa? Siapa tadi dia bilang? Oh Sehun?? Oh Sehun yang ‘itu’? eh tapi memangnya dia artis ya? Kemarin kan aku ke tempat yang seperti lokasi pembuatan film untuk menemui Sehun. Apa jangan-jangan benar-benar Oh Sehun yang ‘itu’. Tidak. Tidak mungkin, aku tidak mau bertemu lagi dengan orang itu, tapi Luhan boleh deh… hehehe

“Hey, Lian. Kenapa melamun, huh? Sudah, cepat antarkan bajunya sekarang ke alamat itu! Mereka sudah menunggu” Jo Sajangnim menyadarkanku dari pikiranku sendiri. “Ah, Ne, Sajangnim” lalu aku cepat-cepat keluar dari ruangan.

#~#

“Lho, ini kan rumah si Sehun itu. Eh benar ya dia artis? kok aku gak tahu ya?” aku terdiam sebentar di depan gerbang rumahnya.

“Oh iya, aku kan bawa topi” kukeluarkan saja topiku. Rambutku ku kuncir satu lalu aku langsung memakai topinya.

“Jangan sampai mereka mengenaliku!” ku tekan bel rumah nya.

 

Ting~Nong

Siapa?’

“Ini ada barang dari butik Danny Jo”

Oke, masuk saja’

Kulangkahkan kakiku memasuki rumah yang kemarin baru saja aku datangi ini. Kenapa jantungku deg-deg an begini ya?

Ceklek~ pintu rumahnya terbuka. Aku langsung menunduk.

“Ini, bajunya, tuan” aku menyerahkannya pada—entahlah siapa itu.

“Masuk saja dulu” ah si Sehun ternyata. Aku masih bisa mengenali suaranya. Hebat!

“Sepertinya aku pernah melihatmu” astaga. Jangan! Jangan sampai dia mengetahui diriku ini. Tiba-tiba saja dia melepas topiku. OMG!

“Kau!” Sehun terkejut melihatku. “Haaah… padahal aku tidak mau terlihat olehmu” kataku sambil menghelah napas dan mengambil kembali topiku yang dipegang olehnya.

“Hey Sehun, siapa yang datang?” aku menengok ke sumber suara yang ternyata dari arah dapur. “Oh, kau Lian, kan? Ada apa datang kemari?” tanyanya sambil menghampiriku.

“Itu… anu…” kenapa aku tergagap sih?!

“Dia datang mengantarkan baju untukku, Hyung” Sehun memotong ucapanku. Untunglah.

“Oh, ayo duduk dulu” aaaah Luhan memang baik sekali >.<

“Terima kasih. Oh iya Sehun-ssi. Kau ini artis ya?” tanyaku.

“Ya ampun. Kau tidak tahu aku ini artis??” sekarang dia malah bertanya balik padaku. “Tidak” jawabku.

Aku melihat dia mengernyit, lalu berpandangan dengan Luhan-ssi. Kenapa memangnya kalau aku tidak tahu? Huh!

“Bisa kau perkenalkan dirimu?” ucap Luhan tiba-tiba.

“Baiklah. Namaku Lyla, kalian bisa panggil aku Lian, terserah. Aku bukan orang Korea. Di sini aku hanya kuliah di Seoul University dan bekerja di butik Danny Jo. Lho, kenapa seperti sedang wawancara pekerjaan ya?”

“Kau memang sedang di wawancara untuk pekerjaan” kata Sehun. “Hah??” aku mengernyit heran.

“Aku ada pekerjaan untuk mu. Aku ingin kau membantuku, terserah kau mau minta di bayar berapa, yang penting kau membantuku” lanjut Sehun. “Apa?? tapikan aku kuliah dan sudah pyna pekerjaan”

“Aku mohon, Lyla-ssi” eh, di memanggilku Lyla, nama Indonesiaku. Tidak banyak lho orang yang memanggilku dengan nama Lyla, mereka sering memanggilku Lian. Aku suka caranya memanggil nama ku. Eh?

“Bagaimana? Mau tidak? Aku tidak akan mengganggu kuliah dan pekerjaanmu”

Aku melihat ke arah Luhan yang sedang melihatku juga dengan serius. “Baiklah, memangnya apa yang kau butuhkan?”

“Aku membutuhkan seorang pacar, tapi hanya bohongan saja. Dan kau yang akan menjadi pacar bohonganku”

“Apa?? untuk apa aku menjadi pacarmu??” aku terkejut setengah mati.

“Tolonglah… aku akan di jodohkan oleh ibuku. Tapi aku tidak mau. Jika aku sudah memiliki pacar, ibuku tidak akan menjodohkanku lagi” katanya sambil memelas. Kasihan sekali. Baiklah, aku akan membantunya. Karena, aku tidak pernah menolak orang yang meminta bantuanku.

“Ya, baiklah” jawabku akhirnya.

Gamshahamnida, Lyla-ssi. Ini hanya sampai ibuku tidak memaksaku untuk meneruskan perusahaannya. Masalah biaya, kau tinggal sebut saja”

“Tidak, aku tidak membutuhkan uangmu. Aku ikhlas menolongmu. Sekarang aku harus kembali ke butik. Permisi” aku langsung keluar dari rumah itu. Untung ada taksi yang lewat, aku langsung pergi menuju butik.

##

“Lian-ssi, kau sudah kembali?? Itu, ada yang harus kau urus. Dia sedang ada di lantai atas, kau bantu dia mengepaskan bajunya” baru datang saja aku langsung di perintah. Heuh sabar. Aku langsung naik ke lantai dua.

“Lian-ah” aku..aku mengenali suara ini.

“J-Jongin??” aku terkejut.

Dia, dia pria dari masa laluku. Dia mantan kekasihku yang mencampakkanku demi seorang yeoja yang lebih cantik dariku. Waktu itu, kami duduk di bangku SMA, dia namja populer di sekolah, dia seorang dancer, sedangkan aku hanya yeoja biasa. Kami saling jatuh cinta dan menjalin sebuah hubungan.

Sampai akhirnya, datang seorang yeoja cantik, dia seorang model majalah remaja yang merusak hubunganku bersama Jongin. Jongin mencapakkanku dan pergi bersama yeoja itu, mengakhiri hubunganku dengannya. Sampai membuatku tak ingin jatuh cinta lagi, aku trauma.

Sekarang aku merasakan sebuah tangan melingkari seluruh tubuhku. Aku segera tersadar. Aku merindukan pelukan ini.

“Lian-ah, bogosipheoyo” ucap Jongin. Aku segera melepaskan pelukannya. “Wae??” dia menatapku dengan tatapan bingung.

“Aku—aku harus ke toilet” kataku cepat, langsung saja aku berlari keluar menuju toilet. Hatiku bergemuruh. Aku panik luar bisa, mungkin orang melihatku seperti orang stress.

Di kaca watafel, aku melihat pantulan diriku. Benar, aku seperti orang kehilangan pikiran.

“Kenapa?? Kenapa aku harus bertemu lagi dengannya??” kataku lirih. Tiba-tiba seorang yeoja, yang ku kenal sebagai penata busana di butik keluar dari bilik toilet.

“Eoh? Lian-ah. Kenapa kau tidak menemui Kai?” tanya Hanmi eonni.

“Kai?” aku bertanya balik denga heran. “Iya, yang tadi di maksud Jo Sajangnim. Cepat temui dia, aku keluar dulu”

“Eh, changkkaman, eonni. Aku mau tanya. Memangnya siapa Kai itu?” tanyaku yang membuatnya terkejut.

“Kau tidak mengetahuinya? Dia itu seorang dancer, dia juga koreografer terkenal. Masa kau tidak mengetahuinya, kau ini kurang update ya? Sudah cepat temui dia. Aku masih ada kerjaan” ucap Hanmi eonni panjang lebar. Lalu dia sudah hilang dari pintu toilet.

“Benar, sepertinya aku kurang update. Haaah dasar” setelah menenangkan pikiranku, aku keluar dari toilet menuju ruangan yang Jongin tempati tadi. Aku memasang wajah datarku.

“Permisi. Maaf membuat anda menunggu lama, Kai-ssi. Mari, saya bantu” kataku sambil mendekati dirinya. Sengaja aku memanggilnya Kai, yang mungkin nama panggungnya, aku tidak memanggilnya dengan sapaan akrab. Aku harus mengontrol perasaanku.

“Lian-ah….” dia memanggilku dengan lirih.

“Apa di bagian sini sudah pas, Kai-ssi?” tanyaku mengabaikan panggilannya. “Lian-ah… aku tidak menyangka akan bertemu lagi denganmu disini. Apa kau bekerja disini?” dia memulai. Aku harus menahannya.

“Sepertinya ini harus di ganti, tunggu sebentar” aku mengalihkan perkataannya, bersiap untuk keluar ruangan mengambil barang yang lain. Tapi dia tiba-tiba saja menahan tanganku.

Dan aku sudah ada di dalam pelukannya kembali. Aku melepaskannya dengan kasar. Lalu menatapnya dengan tatapan dingin.

“Maaf, Kai-ssi. Ini bukan masa dimana kita saling mengenal. Jadi tolong, jangan melakukan skinship sembarangan. Aku sudah memiliki namja. Bukannya kau juga sudah ada ‘yeoja’ itu?” aku sedikit menekankan pada bagian kata ‘yeoja’.

Tadi aku teringat pada perjanjianku dengan Sehun, masalah pacar bohongan. Aku berbohong pada Jongin tentang aku sudah memiliki pacar. Tidak apa-apa kan aku mengakuinya dalam keadaan yang seperti ini?? hahaha.

“Aku sudah tidak dengannya lagi. Apa benar kau sudah punya kekasih?” tanya Jongin.

“Iya. Aku pergi dulu” jawabku dengan ketus dan melengang keluar dari ruangan. Dia sudah tidak dengan yeoja itu lagi? Hah dasar bajingan!

Sajangnim, tugasku sudah selesai. Aku pulang dulu *bow*” setelah pamit, aku langsung keluar butik. Aku berjalan dengan murung. ‘kenapa aku harus bertemu lagi dengan Jongin?? Aku takut perasaan itu akan muncul kembali. Ya Tuhan, tolonglah aku menjaga perasaanku ini’ batinku sambil berjanlan.

Sesampainya di rumah hari sudah menjelang malam. Aku benar-benar lelah.

“Lian-ah, kau kenapa, huh??” tanya Minka saat aku tiba di ruang TV.

Aku berjalan mendekatinya dan duduk di sampingnya. Minka menatapku khawatir. Aku langsung memeluk Minka dan menangis di pundaknya tanpa suara.

“Lian-ah, kau kenapa? Ceritakan padaku, Lian-ah

“Minka-ya… aku… aku bertemu dengannya lagi” aku menjawab sambil air mata terus mengalir.

“Siapa?”

“Jongin” jawabku. “Aku takut, aku takut nanti aku akan jatuh cinta lalu tersakiti lagi, Minka-ya

“Kau, bertemu dimana?” tanya Minka. “Di butik. Jo Sajangnim memerintahku untuk membantu Jongin memilih bajunya untuk perform. Dia memelukku”

“Kau, jangan terlibat lagi dengan Jongin. Kau jauhi dia, Lian-ah. Aku tidak mau sahabatku ini tersakiti lagi oleh lelaki bajingan itu” ucap Minka lalu memelukku kembali.

“Sepertinya kau lelah. Aku akan membuatkanmu teh dulu ya, kau mandi saja dulu” aku hanya mengangguk mengiyakan.

[Sehun POV]

Untung saja si Lyla mau jadi pacar bohonganku. Tadi siang dia menyetujuinya, tapi dia tidak meminta imbalan padaku. Luhan Hyung saja memujinya. Dia gadis yang baik hati.

Oh iya, Ibuku tadi menelponku untuk datang menemui seorang gadis yang akan di jodohkan denganku. Dan disinilah aku, di sebuah restoran bersama Ibuku dan seorang gadis.

Aku ingat, dia adalah seorang model terkenal. Umurnya mungkin seumuran dengan Lyla. Dia cantik, tapi tubuhnya lebih tinggi dari Lyla. Tatapannya padaku seperti tertarik. Aku malah memberinya tatapan dingin. Katanya namanya Chae Jang Mi.

“Jang Mi-ssi, bagaimana menurutmu tentang Sehun?” tanya Ibuku.

“Sepertinya dia baik. Sehun juga tampan, aku menyukainya, ajummonim” jawabnya dengan malu-malu. Dia tersenyum padaku, tapi aku tidak membalas senyumannya, aku hanya terus memakan makananku.

“Bagaimana menurutmu, Sehun-ah?” sekarang Ibuku bertanya padaku. Hah!

“Aku sudah memiliki kekasih, Eomma. Jadi tolong hentikan acara perjodohan ini. Aku sudah selesai, aku pergi” saat hendak berdiri, Ibuku menahanku. Ah, apa lagi sih??

“Sehuna-ah, ajak Jangmi-ssi pulang juga. Antar di pulang, ne

“Terserah”

“Jangmi-ssi, pergilah bersama Sehun. Aku akan di jemput oleh sopir Shin” katanya pada Jangmi.

“Ah, ne ajummonim” lalu Jangmi berlari kecil menyusulku.

Di mobil, aku hanya diam saja. Aku tidak mengajaknya mengobrol. Sepertinya dia tidak nyaman dengan situasi hening ini.

“Sehun-ssi, kau tahu, sebenarnya aku ini fansmu dari pertama kau debut menjadi aktor dan model. Makanya aku tadi terkejut saat tahu yang akan di jodohkan olehku itu adalah seorang Oh Sehun” di mulai mencoba mencairkan suasana.

“Ah, benarkah?” kutanggapi saja dia, kasihan. Sebenarnya aku malas bicara dengannya.

“Iya. Aku sangat mengidolakanmu. Sepertinya aku lebih muda darimu ya? Boleh aku memanggilmu Oppa? Sepertinya itu lebih enak”

“Terserah”

Akhirnya sampai di apartemennya, sungguh, aku ingin cepat-cepat pulang sekarang. Aku menoleh padanya, dia belum juga turun rupanya. Mau sampai kapan dia di mobilku?? Menyebalkan.

“Hmmm… gomawo karena sudah mengantarku pulang, Oppa” aku tersenyum tipis padanya. Tanpa di aba-aba, dia mencium pipiku. Aku terkejut melihatnya. Dia malah tersenyum lebar padaku.

“Sampai jumpa, Sehun Oppa” lalu dia turun dari mobilku. Langsung saja kulajukan mobilku dengan kecepatan yang lumayan cepat. Aku mengelap pipiku denga kasar. Centil sekali yeoja itu.

Akhirnya aku sampai di rumah dan langsung mandi. Luhan Hyung yang biasanya tidur di rumahku, sekarang entah kemana dia. Haaaah bodo amat. Aku hanya perlu beristirahat karena aku harus syuting besok.

Sekarang sudah ada Lyla, jadi aku tidak usah di pusingkan lagi oleh permintaan Ibuku. Aku akan memperkenalkannya pada Ibuku sebagai yeojaku.

[Lian POV]

            Matahari sudah terbit. Waktunya aku bangun, saat bangun aku merasakan sakit luar biasa di sekujur tubuhku.

Tapi ku paksakan untuk bangun. Hari ini aku harus ke kampus, aku malas sekali. Sungguh aku hanya ingin tidur seharian di kamarku, tapi aku tidak mau ketinggalan pelajaran.

“Lian-ah, ayo berangkat, nanti keburu macet di jalan”

Cha~ ayo kita berangkat” dan kami pergi ke kampus bersama-sama.

#~#

Tadi saat di kelas, aku ngantuk luar biasa. Jadi aku mengajak Minka ke kafetaria.

“Minka-ya… kau tahu, kemarin itu adalah hari sial bagiku” kataku.

“Kenapa? Ceritakan padaku soal kemarin”

“Kemarin aku jalan-jalan. Itu bukan jalan-jalan yang seperti kau pikirkan. Aku hanya berpindah ke satu tempat ke tempat yang lainnya, seperti orang bego. Menyebalkan sekali, bukan? Lalu aku di suruh datang ke butik dan bertemu namja itu lagi. Sialnya aku”

“Siapa suruh kau pergi kemarin! Coba kau kemarin hanya di kafetaria saja dan menungguku. Tak akan jadi hal yang seperti itu!!” aku kaget, tiba-tiba saja Minka berkomentar dengan emosi.

“Kenapa aku jadi di marahi, sih?? Kemarin aku disini, tahu! Tapi, tiba-tiba saja mendadak ada urusan!” balasku dengan emosi juga.

“Mian… aku hanya mengkhawatirkanmu saja, Lian-ah

“Iya… gomawo” kataku tulus.

“Yasudah, ayo kita pulang saja. Aku mau merawat kuku-kuku ku yang cantik ini~ huuuu kuku, eomma datang~ yey”

#5 hari kemudian#

Saat ini aku sedang libur tak ada kegiatan, yang akhirnya aku dan Minka duduk di ruang TV sambil menonton acara di TV. Aku dengan cemilanku, dan Minka dengan perlengkapan alat perawatan kukunya itu, dasar yeoja. Eh memangnya aku bukan yeoja??!

“Eo! Lihat, lihat! Itu Oh Sehun! Ya ampun, tampan sekali dia. Oh pangeranku~” Minka berkata sampai histeris.

“Apasih??! Oh Sehun doang di ributin”

“Yeeee~ biarin. Wahhh ternyata dia habis dari acara perayaan berakhirnya drama terbarunya itu”

“Memangnya apa drama terbarunya?”

“Itu lho yang judulnya Christmas Day (?) *biarlah~*, masa kau tidak tahu sih?? Makanya, apa ku bilang, kau ini harus update, Lian-ah

“Oh iya, apa kau tahu, Jongin itu seorang koreografer terkenal?” tanyaku pada Minka, tapi kenapa aku jadi murung begini ya?

“Benarkah? tahu dari mana kau? Kok aku tidak pernah dengar nama Jongin ya? Apa dia punya nama panggung?”

“Namanya Kai. Aku juga baru tahu saat kami bertemu di butik minggu lalu”

“Oh iya, aku pernah dengar nama Kai. Tapi aku tidak tahu dia itu sebenarnya adalah Jongin, wajahnya beda sekali, agak putihan mungkin”

“Aku juga kaget saat tahu dia jadi orang terkenal seperti itu” kataku, lalu suasana menjadi hening. Tiba-tiba sebuah suara dari suatu benda berderik keras.

Ternyata ponselku berdering, tanda telepon masuk. Aku melihat beberama digit nomor tak di kenal. Tapi aku tetap mengangkatnya.

Yeobeoseyo?” jawabku.

‘Lyla-ssi, ini aku Oh Sehun’

Hah? Oh Sehun?? Oh sehun yang mana, ya?? Mendadak aku jadi lupa ingatan. Aku terdiam sesaat. Lalu melihat ke arah Minka yang juga melihat ke arahku dengan tatapan bertanya-tanya. Lalu aku teringat akan sambungan teleponnya. Refleks saja aku teringat kembali.

“Oooooh, kau! Ada apa? Bagaimana bisa kau tahu nomorku??”

‘Lama sekali responmu, dasar! Oh iya, dong. Apasih yang tidak bisa di lakukan oleh seorang Oh Sehun si aktor tampan nan bertalenta ini?? hahaha’

Heol! Aku baru tahu kau ini narsis juga ya, aku kira kau orang yang dingin. Ada apa kau menelponku?”

‘Aku hanya bersikap dingin pada orang-orang tertentu saja, tahu! Oh iya, apa hari ini kau ada waktu?’ tanyanya. Ada apa dia menanyakan waktu ku??

“Entahlah. Memangnya ada apa?”

‘Aku membutuhkanmu, Lyla-ya’  sekarang dia berkata dengan nada yang memelas. Dia juga mulai memanggilku akrab.

“Tapi….”

‘Aku akan menjemputmu. Kau di rumahkan? Cepat keluar dari gedung rumahmu, aku sudah ada di depan’  aish! Dia memutuskan telepon secara sepihak, sebelum aku sempat menjawab.

Tadi, katanya dia ada di depan. Depan mana memangnya? Rumahku? Memang dia tahu dimana rumahku? Apa benar, ya?Apa dia tidak takut ketahuan oleh publik?? Eh, tapi aku jadi merasa takut. Aku takut para fans nya malah mem bash ku. Memikirkan nya saja aku sudah ngeri. ANDWAE!

“Hey! Siapa tadi?” tanya Minka menyadarkanku dari pikiranku yang suka banyak tanya.

“Teman” jawabku singkat.

“Eiiiy… yang benar? Setahuku kau tidak memiliki teman selain aku dan Baekhyun. Gotjimal~”

“Enak saja kau, aku punya teman! Sudahlah, aku mau keluar dulu” aku langsung keluar dari rumah dan cepat-cepat turun ke lobby gedung.

Sudah satu jam aku menunggu di depan gedung apartemen ini, tak banyak orang yang berlalu lalang dari dalam gedung.

“Brrrrr~ udaranya dingin sekali. Mana aku hanya pakai celana jeans selutut lagi. Apa aku masuk saja ya?” aku bergumam dengan suara yang sangat kecil agar tidak di dengar orang. Tiba-tiba…

Tin~tin

Suara klakson mobil. Aku menengok ke arah kanan. Mobil itu berhenti pas di depanku. Lalu kaca mobil itu terbuka. Oh Sehun.

“Ayo, cepat naik. Nanti ketahuan” katanya tanpa basa basi terlebih dahulu padaku. Menyebalkan sekali orang ini, tidak tahu apa aku sudah menunggunya lama??

“Kau tahu, aku menunggumu lama. Hampir satu jam!” aku langsung menyemprotnya. Walaupun kami belum kenal lama, tapi saat ini aku sudah kelewat emosi.

Mianhae. Saat aku meneleponmu, aku masih ada di sebuah acara”

“Kita mau kemana?”

“Ikut saja. Tidak usah banyak tanya”

“Heh! Kapan aku banyak tanya?? Bertanya saja aku baru sekali! huh, menyebalkan!” aku langsung cemberut.

“Hahaha.. oke oke, ampun nona” katanya sambil cengengesan.

Entah kemana Sehun akan membawaku, aku hanya menurutinya saja.

“Salon??” tanyaku heran. “Sudahlah, ikuti saja aku”

Kamipun memasuki sebuah salon yang sepertinya hanya orang-orang yang berkantong tebal saja yang datang ke sini.

Annyeonghaseyo, oh ternyata kau Sehun?” kata seorang wanita. Dia mengenal Sehun? Apa jangan-jangan Sehun juga sering datang ke salon? Idih, aku saja yang seorang yeoja jarang datang ke salon.

“Ini adalah salon langganan Ibuku. Jadi kau jangan berpikiran macam-maca. Arra?” katanya sambil berbisik padaku. Aku membalas hanya dengan ber ‘oh’ ria saja.

“Iya.. aku membawa, hmmm.. kekasihku. Jangan bilang orang lain ya, noona” katanya sambil berbisik saat bilang ‘kekasihku’, tapi masih terdengar olehku. Aku baru ingat, aku pacar bohongannya. Lupa aku.

“Oh, dia yeojamu? Manis sekali” dia memujiku? Aku jarang sekali di puji seseorang.

Gamshahamnida” kataku. “Baiklah, apa yang harus aku lakukan?” tanya eonni itu lagi.

“Make over dia” perintah Sehun.

Mwo?? Make over? Aku tidak mau!” sergahku. Aku anti sekali dengan namanya berdandan.

“Turuti saja apa kataku!”

“Tapi…, Sehun-ah. Aku tidak mau” kataku sambil memelas. “Ayo, aku tidak akan mengubahmu dengan cara yang ekstrim kok” kata eonni yang membela Sehun.

“Baiklah. Tapi aku ingin yang natural saja ya. Jangan terlalu banyak make up” kataku. Lama aku menunggu di make up.

Cha~ selesai. Lihatlah dirimu! Tanpa make up saja kau sudah cantik, tapi saat kau di beri sedikit polesan di wajahmu, kau jauh lebih cantik. Siapa namamu?”

Aku melihat ke pantulan diriku. Cantik. Make up nya tidak tebal, melainkan tipis. Rambutku yang panjang dibuat bergelombang di bawahnya dan di jepit dari kedua sisi rambutku. Aku terkesima.

“Namaku Lyla, eonni. Tapi kalau eonni, bisa panggil aku Lian saja”

“Oke, Lian. Aku panggil kau Lian. Kau tampak serasi dengan Sehun, aku sangat menyukaimu, ah akhirnya Sehun membawa yeojanya kesini. Senangnya aku, sebelumnya anak itu tidak pernah diberitakan dekat dengan seorang yeoja, lho. Hahaha anak itu, sudah besar ya” aku hanya menanggapinya dengan senyum saja.

“Lihat! Kau tersenyum saja sangat manis, ya ampun. Ini baju dari Sehun. Wah, ini dress nya cocok sekali denganmu, Lian-ah. Pasti Sehun sangat terkejut melihatmu”

Aku melihat sebuah dress berwarna soft pink selutut. Benar, gaun ini cocok sekali denganku, pas di lekuk tubuhku ini.

“Kau cantik sekali. Ayo kita perlihatkan pada Sehun” kenapa dia bersemangat sekali ya?

Saat keluar, aku melihat Sehun yang sedang duduk di sofa sambil memainkan iPad nya.

“Sehun-aaaah… lihatlah yeoja mu. Cantik bukan? Ternyata seleramu bagus juga ya. Hahaha” aku memandang Sehun yang melihatku dari bawah sampai ke atas denga wajah terlihat terkejut. Tiba-tiba saja dia berdeham.

“Ayo kita berangkat, gomawo noona” Ish, aku kira dia akan memujiku atau apalah. Aku di buat terkejut saat Sehun menggenggam tanganku. Tak lupa aku mengatakan terima kasih pada eonni yang mendandaniku.

“Hati-hati di jalan. Lian-ah, kapan-kapan main kesini lagi ya. Bye” katanya sambil berdadah-dadah ke arahku. Aku tersenyum padanya.

Ternyata, Sehun membawaku ke rumahnya, padahal ini sudah menjelang malam. Katanya dia akan memperkenalkanku pada Ibunya. Mati aku, aku belum siap.

“Tenanglah. Ibuku tidak jahat. Yaa.. kadang dia akan bersikap menyebalkan jika pada orang yang tidak di sukainya” tutur Sehun yang malah membuatku panik.

“Bagaiman jika Ibumu tidak menyukai ku? Dan bagaimana jika Ibumu tahu kalau kita.. kalau kita hanya berpacaran bohongan saja?” tanyaku panik.

Aku melihat raut wajah Sehun yang tiba-tiba berubah, entah apa yang dapat aku gambarkan tentang ekspresinya itu. Yang jelas, aku melihatnya berubah jadi datar.

“Ikuti saja alur permainanku” katanya dingin. Aku baru sadar, ternyata Sehun masih menggengggam tanganku. Aku jadi tersipu.

“Aku datang, eomma” ucap Sehun saat kami memasuki rumahnya.

Omona! Sehun-ah, kau datang nak? Ayo masuk…” tanya seorang wanita yang sudah lumayan tua tapi terlihat masih cantik, aku menebak pasti itu Ibu Sehun. Dan benar, Sehun memberitahuku kalau wanita itu adalah Ibunya.

Kami duduk di sofa ruang tamu. Aku tegang sekali. Sehun duduk di sampingku, sampai sekarang pun dia tak melepas genggaman tanganku. Tanganku sudah berkeringat karena tegang.

“Jadi, bisa kau jelaskan siapa yeoja yang kau bawa ini Oh Sehun” tanya eommanya Sehun.

“Dia kekasihku, eomma” jawab Sehun tegas. ‘kekasih bohongan, ajummonim’ tambahku dalam hati.

“Bisa kau perkenalkan dirimu?” mendapat perintah seperti itu, aku malah makin tegang. Sehun meremas tangan ku, agar aku tidak tegang, tapi aku tetap tegang, tahu!

“Ah ye… nama saya Lian Kim. Saya berasal dari Indonesia, orang tua saya tinggal di Indonesia. Saya di sini sedang kuliah semester 3, ajummonim

“Bisa kau ikut aku?” tanya eomma Sehun. Ada apa emang? Apa aku akan di marah-marahi? Aku takut. Aku melirik ke arah Sehun yang tersenyum kepada ku.

“Baiklah” lalu aku mengikutinya dari belakang ke sebuah ruangan. Ternyata ini perpustakaan! Wah, kalau aku jadi Sehun, aku akan menghabiskan waktuku idi perpustakaan ini.

“Bagaimana kau bisa mengenal Sehun?” tanya nyonya Oh. Aku harus menjawab dengan bagaimana???

“Emmm.. saya bertemu di butik tempat saya bekerja, ajummonim

“Kau juga bekerja?”

“Ya.. saya bekerja untuk menghasilkan uang lebih, saya tidak mau membebani orang tua saya sendiri. Disana juga saya dapat belajar banyak dari Danny Jo”

“Kau bekerja di butik Danny? Memangnya kau mengambil jurusan apa”

“Benar. Saya ambil jurusan fashion desainer”

“Oh. Sejak kapan kau berpacaran dengan Sehun??” aduh! Aku bingung.. bagaimana ini??

“Kami.. kami sudah berjalan 3 bulan, ajummonim” jawabku asal. Habisnya aku bingung, masa aku harus bilang 2 minggu yang lalu sih??

“Oh begitu. Orang tua mu orang Indonesia?”

“Tidak. Ayah saya orang Korea asli. Hanya ibu saja yang asli Indonesia, Ibu saya orang Yogya asli”

“Kau tinggal di Yogya?” tanyanya denga terkejut.

“Ah, iya saya sempat tinggal di Yogya. Lalu kami sekeluarga pindah ke Korea”

“Aku juga pernah menetap di Yogya” ucap eomma Sehun dengan bahasa Indonesia!

“Benarkah??” aku terkejut. Lalu kami mengganti bahasa dalam percakapan kami ini. wow!

“Iya, aku kuliah di Yogya, mengambil jurusan sastra. Aku sangat menyukai sastra. Disana juga aku memiliki sahabat, entah bagaimana kabarnya sekarang”

“Pantas saja banyak buku sastra di sini. Ajummonim, anda bisa memanggilku dengan nama Indonesiaku saja. Namaku Lyla”

“Haha iya. Baiklah, ayo kita keluar. Oh iya, jangan panggil aku dengan seformal itu. Panggil saja aku ‘ibu’ oke? Aku sudah menerimamu”

“Makasih, bu” lalu kami tertawa bersama dan keluar dari ruang perpustakaanku.

“Sehun-aaah~ ayo kita makan malam bersama” kata Ibu Sehun riang. “Lyla, kau bantu Ibu memasak ya?” pinta Ibu Sehun dengan bahasa Indonesia. Aku memberikan sebuh anggukkan tanda setuju. Tiba-tiba Sehun menahanku.

“Hey, bagaimana bisa kau akrab dengan Ibuku? Tadi juga dia memanggilmu dengan Lyla, dan tadi aku tidak mengerti apa yang Ibuku katakan”

“Bisa dong. Memangnya kau saja yang memanggilku dengan nama Lyla? Buktinya ibumu juga memanggilku Lyla” lalu aku melenggang masuk ke dapur untuk membantu Ibu Sehun.

“Selesai sudah masakannya! Kamu juga pandai memasak masakan Indonesia ya?” ucap Ibu Sehun, wah aku di puji lagi, kekekeke.

“Iya, Mamaku yang mengajarkanku”

“Sepertinya, aku harus bertemu Mama kamu, Lyla”. “Boleh saja, ayo kita ke Indonesia bareng, bu. Hahaha”

“Iya ya, sekalian melamar mu dengan Sehun ya? Hahahaha”

“Apa?? kami belum sampai ke situ” aku memekik nyaring. “Hahaha tidak usah terkejut. Cepat sana panggil Sehun di kamarnya. Kamarnya di lantai 2”. Lalu aku langsung menuju ke kamar Sehun.

Tok~tok~tok. Aku mengetuk pintunya.

“Sehun-ah. Ayo kita makan malam, Ibumu sudah membuat makanan spesial katanya”

Ceklek. Pintu tebuka.

“Ayo” ajaknya bersemangat. Saat masuk ke ruang makan, Sehun terkejut dengan masakan yang terhidang, ya pantas saja, orang masakan Indonesia semua kok. Dan kamipun makan malam dengan suasana yang lebih meriah. Makan malam didominasi dengan lelucon dari Ibu Sehun.

Eomma, sepertinya sudah larut malam. Aku harus mengantar Lyla pulang dulu, besok dia kan kuliah” kata Sehun. “Iya, aku harus segera pulang, Bu” tambahku.

“Baiklah. Sering-sering main ke sini ya Lyla, Sehun sih sekarang jarang pulang ke rumah ini. Ibu jadi kesepian” ucap Ibu Sehun dalam bahasa Indonesia.

“Oke, daaah~”

#mobil Sehun#

“Haaah.. sepertinya Ibumu menyukaiku, Sehun” kataku.

“Baguslah. Jadi lebih mudah kan?”

“Iya sih. Tapi, bagaimana jika Ibumu tahu kalau kita hanya pacaran bohongan?”

“Sudahlah. Jalani saja dulu, masalah itu biar aku yang tanggung” kata Sehun dengan nada kesal. “Sepertinya, kalian saat bicara menggunakan bahasa Indonesia ya? Biar aku tidak tahu apa yang kalian bicarakan, huh?”

“Kenapa jadi marah-marah sih?? Memangnya kau tidak di ajari Ibumu? bahasa Indonesianya bagus lho”

“Aku tidak tertarik belajar bahasa itu. Tapi mungkin aku jadi ingin belajar bahasa itu deh. Kau yang ajari ya” katanya sambil tersenyum padaku. Indah sekali senyumnya, aaaah.

“Oh sudah sampai. Baiklah, terima kasih Oh Sehun, bajunya besok aku kembalikan” kataku, aku mau membuka pintu mobil tapi Sehun menahan tanganku. Aku berbalik.

“Kenapa?” tanyaku heran. Dia tersenyum padaku. Lalu dia mendekatkan wajahnya, aku terkejut sekali. Tanpa di duga-duga dia mengecup bibirku, lumayan lama. Mataku membelalak kaget, tak lama dia menjauhkan wajahnya.

“Bajunya simpan saja buatmu. Terima kasih untuk hari ini, salamat malam, mimpi yang indah ya” katanya. Aku masih shock. “Hey, tidak mau turun? Oh kau masih ingin bersamaku yaaa???” katanya menggodaku.

Aku tersadar. “Heol! Sudah aku pulang dulu. Bye” aku masih bisa mendengarnya tertawa. Apa dia tidak tahu?? Itu 1st kiss ku, aaaaaa. Aku masih shock. Dan aku melihat mobilnya sudah keluar dari area gedung flatku.

Saat masuk ke kamar aku tersenyum-senyum sendiri, ku pegang bibirku. Masih terasa bibir Sehun yang menempel pada bibirku. Hari ini rasanya aku senang sekali.

“Sepertinya aku mulai………..”

To Be Continue

3 thoughts on “Perfect Idol [Part 3]

Leave a comment