Perfect Idol [Part 4]

Image

Author : CJN a.k.a cantikajulia

Twitter : @CantikaJN

Main Cast :

–          Oh Sehun

–          Lian Kim or Lyla [OC]

Support Cast :

–          Kim Jong In a.k.a KAI

–          Chae Jang Mi [OC]

–          Xi Lu Han

–          Park Min Ka [OC]

–          Byun Baek Hyun

–          Others

Genre : Romance

Lenght : Chaptered

Rate : Teenager or PG 15

Poster by : http://giriratnafanfic.wordpress.com/

Disclimer : Berhubung aku suka baca novel, jadi fanfic ini terinspirasi dari novel Summer in Seoul by Ilana Tan. Yang udah baca novelnya pasti bilang novel itu seru, aku juga XD. Oh iya, Chae Jang Mi itu tokoh yang ada di novel Always with me by Hyun Go Wu, maaf ya soalnya aku bingung nama OC nya T-T. Kalo yang mau baca next chap nya cepet, liat aja di blog ku, biasanya aku post lebih dulu di sana. Gamshahamnida *bow*, buat admin yang udah post ff nya, dan juga untuk semua reders yang baca dan komen. Sekali lagi, gamshahamnida, maaf banyak bercuap-cuap, hehehe J

—————————————————————————————————————–

Sebelumnya di Perfect Idol part 3

“Kenapa?” tanyaku heran. Dia tersenyum padaku. Lalu dia mendekatkan wajahnya, aku terkejut sekali. Tanpa di duga-duga dia mengecup bibirku, lumayan lama. Mataku membelalak kaget, tak lama dia menjauhkan wajahnya.

“Bajunya simpan saja buatmu. Terima kasih untuk hari ini, salamat malam, mimpi yang indah ya” katanya. Aku masih shock. “Hey, tidak mau turun? Oh kau masih ingin bersamaku yaaa???” katanya menggodaku.

Aku tersadar. “Heol! Sudah aku pulang dulu. Bye” aku masih bisa mendengarnya tertawa. Apa dia tidak tahu?? Itu 1st kiss ku, aaaaaa. Aku masih shock. Dan aku melihat mobilnya sudah keluar dari area gedung flatku.

Saat masuk ke kamar aku tersenyum-senyum sendiri, ku pegang bibirku. Masih terasa bibir Sehun yang menempel pada bibirku. Hari ini rasanya aku senang sekali.

“Sepertinya aku mulai………..”

=PERFECT IDOL PART 4=

[Lian POV]

“Sepertinya aku mulai menyukainya. Hahaha, entahlah”

Aku merasa nyaman dengan Sehun walaupun kami belum lama berkenalan. Tapi, rasanya aku sudah akrab saja dengannya. Apalagi sekarang Ibunya Sehun juga ramah sekali padaku, aku jadi rindu Mama.

Aku telepon Mama ah.

Halo?’

“Ma, maaf ya Lyla ganggu malam-malam”

Ada apa, La?’

“Aku lagi kangen Mama aja. Abisnya tadi ada ibu-ibu ramah sekali padaku, aku jadi kangen sama Mama”

Hahaha, kamu ini. Eh, waktu itu Ririn telepon kamu, tapi yang angkat laki-laki katanya. Ririn juga bilang itu pacar kamu, benar?’ eh? Pacar? Ya ampun Ririn!

“Eh, itu nanti aku jelasin Ma.  Aku mau tidur ya Ma, salam untuk Papa sama Ririn. Aku sayang Mama. Daaah”

Aku langsung menutup teleponnya, mungkin bisa di bilang aku tidak sopan, tapi aku takut Mama bertanya macam-macam. Lagian ini semua gara-gara Ririn. Ah sudahlah, aku tidur saja.

#berhari-hari setelah malam itu#

Pagi  ini aku akan memulai hari ku dengan semangat! Oke kita mulai….~

Dan disinilah aku berada, di sebuah taman di tengah-tengah kota Seoul. Setiap weekend biasanya aku datang kemari untuk sekedar melihat pemandangan. Hari ini aku mendapat pencerahan imajinasi yang melimpah. Aku akan menuangkannya ke sebuah kertas desain, menggambar dengan lihainya, yuhuuu~

Saat aku sedang asyik-asyik menggambar desain baju, tiba-tiba teleponku berbunyi. Telepon masuk, aku tidak mengenal nomor penelpon ini.

Yeobeoseyo?”

Halo? Apa ini Lian Kim?’

“Ya, benar saya sendiri. Anda siapa ya?”

Ini aku, Jongin’  hah? Jongin? Bagaimana dia bisa tahu nomor ponselku? Baiklah, kali ini aku akan menganggap kami teman yang baru bertemu di tempatku bekerja. Semangat!!!

“Oh, ada apa Kai-ssi? Bagaimana kau bisa tahu nomor ponselku?”

Itu rahasia. Bisa kau lihat ke belakang?’ lihat ke belakang? Kuturuti saja apa katanya. Aku menengokkan kepalaku ke belakang. Aku mendapati seorang pria yang mengenakan baju biru dan kacamata hitam. Dia tersenyum padaku. What? itu..itu Jongin! Bagaimana bisa?

“Annyeong ^^” sapanya dengan sebuah senyuman.

“Ah, hai” balasku kikuk.

“Boleh aku duduk?”

“Oh, tentu saja” jawabku.

“Sedang apa?”

“Anu.. aku sedang mmm.. menggambar” jawabku gugup. Sungguh aku gugup sekali ada Jongin di sini.

“Kau masih sama seperti dulu ya, masih sering menggambar desain baju”

“Tidak juga. Sok tahu sekali kau” yey! Aku bisa menjawab dengan ketusnya, hahaha.

“Kau juga jadi ketus begitu. Apa karena aku?”

“Itu tahu” jawabku.

“Baiklah. Sekarang aku akan meminta maaf padamu. Lian-ah, aku minta maaf atas semua kesalahanku padamu 5 tahun yang lalu. Aku khilaf, Lian-ah. Bisakah kau memaafkanku?”

“Aku sudah memaafkanmu, kok” jawabku pasti. Tapi aku masih memasang wajah jutek untuknya.

Jeongmal??? Berarti kita bisa kembali seperti dulu?” tanyanya bersemangat.

“Aku sudah memaafkanmu, tapi aku tidak akan melupakan saat kau meninggalkanku, Kai-ssi. Dan kita tidak akan bisa seperti dulu lagi, aku sudah punya seseorang. Baiklah, sepertinya aku harus pergi, bye” aku melangkahkan kakiku menjauhi Jongin. Aku harus pergi dari situ, bisa-bisa aku akan kembali ke masa lalu lagi. No! Aku sudah kapok.

Saat pulang dari taman, aku mampir dulu ke sebuah kafe langgananku. Aku duduk di dekat jendela kafe tersebut. Kupandangi pejalan kaki yang lalu lalang. Ada yang tampak terburu-buru, ada juga yang tampak bersantai.

Sambil menunggu pesananku, aku melanjutkan menggambar desain yang tadi sempat tertunda karena Jongin. Disini tenang, jadi aku bisa menggambar dengan lancarnya.

“Ini pesananya, silahkan dinikmati”

“Ah, gamshahamnida” aku langsung menyeruput bubble tea ku dan ini dia, makanan kesukaanku, waffle coklat buatan kafe ini.

“Eummm~ yummy” aku makan dengan lahap. Aku menikmati makananku dengan khidmat.

“Hey! Lian-ssi” seseorang menyapaku. Aku mendongak.

“A, Luhan-ssi. Kenapa bisa kesini?” tanyaku. Kok bisa ada Luhan disini sih?

“Ya, aku membeli sesuatu lah. Kebetulan sekali ya kita bertemu. Apa kau sering kemari?” katanya sambil duduk di bangku tepat di depanku.

“Ini kafe langgananku, jadi aku sering datang kesini setiap hari sabtu”

“Benarkah? Sehun juga sering kesini. Katanya bubble tea disini enak”

“Sehun sering kesini? Baru tahu aku”

“Ngomong-ngomong tadi malam kau mengunjungin rumah orang tua Sehun ya?”

“Iya, Ibunya baik sekali padaku, dia juga pernah tinggal di Indonesia katanya, kemarin Ibunya Sehun membuatkanku makanan Indonesia. Aku jadi kengan rumah :3”

“Tidak biasanya Ibu Sehun baik pada orang yang baru di temuinya, biasanya dia dingin kepada orang baru, sama seperti Sehun. Aku juga melihat Sehun sepertinya akrab sekali denganmu, seperti pacar sungguhannya saja. Kau pakai mantra apa?? hahaha”

“Ah, tidak, biasa saja sih. Aku tidak pakai mantra apa-apa kok. Hahahaha. Luhan-ssi tidak memesan makanan? Pesanlah, biar aku yang traktir” kataku. “Oke”

Lalu kami bercakap-cakap tentang keseharianku, dia juga menceritakan tentang Sehun. Semuanya dia ceritakan padaku.

“Kau tidak kuliah??” tanyanya.

“Tidak, hari sabtu aku libur” jawabku. “Kau juga tidak kerja?” tanyanya lagi.

“Aku biasanya datang jam 2 siang. Aku kan freelance”

“Kalau begitu, berarti kau tidak ada urusan kan? Ayo kau ikut aku saja”

“Oke”

Lalu kami pergi dari kafe tedi setelah Luhan membayar semua makanannya, padahalkan tadi aku bilang akan mentraktirnya, tapi dia bilang tidak enak. Dasar, padahal aku tulus mau menjajaninya.

Ternyata kami ke sebuah gedung yang katanya itu perusahaan agensi            yang menaungi artis-artis besar termasuk Sehun. Apa Luhan mengajakku kesini untuk bertemu Sehun?? Aku belum siap bertemu dengannya setelah kejadian ciu…. ah sudahlah! Aku malu.

“Sehun-ah, aku datang bersama Lian” ucap Luhan.

“Kok bisa bareng Lian??” tanya Sehun sambil melirik ke arahku, kemudian membuang pandangannya.

“Tadi kami kebetulan bertemu di kafe, lalu kami makan bareng dan ku ajak saja dia ke sini”

“Oh” dia hanya menjawab dengan ‘oh’ saja. Dia juga tidak menyapaku, dan dia juga menatapku dengan pandangan dingin. Ada apa?

“Luhan-ssi, aku mau ke toilet. Toiletnya di sebelah mana??” tanyaku pada Luhan. Aku sudah kebelet pengen buang air kecil.

“Disebelah sana!” katanya. “Gomawo” aku langsung berlari. Tubuhku bertabrakan dengan seorang yeoja cantik saat di pintu. Aku bisa mendengar dia berdecak. Langsung saja aku meminta maaf tanpa memandangnya, karena aku sudah tidak tahan.

“Ah~ lega” aku keluar dari toilet menuju ruangan yang tadi. Tapi saat mau membuka pintu, ada yang membukakannya padaku terlebih dahulu. Aku mendongak. DIA!!

“Kai-ssi!” aku sampai memekik.

“Apa kau mau masuk juga? Ayo kita masuk bersama” kemudian kami masuk ke ruangan itu.

Mataku membelalak saat melihat seorang yeoja cantik bergelayut manja di tangan Sehun. Aku tambah terkejut saat tahu siapa yeoja itu. Sepertinya Kai juga terkejut sepertiku.

“Chae Jang Mi” kataku lirih. Kai langsung menatapku. “Ayo kita keluar, Lian-ah” ajaknya. Sepertinya dia tahu perasaanku.

“Tidak, aku tidak apa-apa” jawabku. “Tapi.. Lian-ah..”

“Bukannya kau kesini untuk pemotretan juga?” tanyaku. “Iya.. tapi..”

“Yasudah. Kau tidak usah mengkhawatirkan aku. Aku biasa saja”

Tiba-tiba yeoja itu tersadar akan keberadaanku dan Kai disini.

“Hey Kai! Apa kabar?? Bukankah ini Lian? Apa kalian pacaran lagi?” tanya Jang Min, orang yang telah merebut Kai dari ku. Sekarang dia berlagak sok imut dengan Sehun.

“Pacaran?” tiba-tiba Sehun menyeletuk. Sehun langsung melihat ke arah Kai yang berada di sampingku dengan tatapan dingin. Bahkan dari tadi dia tidak menyapaku sama sekali. Ada apa sih dengannya?

“Eh.. lama tidak bertemu Jang Mi-ssi” ucapku mengalihkan pertanyaan Sehun. Jae Mi tersenyum padaku memasang wajah tanpa dosa. Apa dia tidak merasa bersalah sama sekali padaku?? Benar-benar orang ini!

“Aku baik-baik saja. Dia siapa?” tanya Kai menunjuk Sehun.

“Oh.. dia pacarku” jawab Jang Mi yang membuatku terkejut. Hatiku rasanya panas sekali. “Kai, apa kau pacaran lagi dengan Lian?” tanya nya. Isshh sumpah aku sebel banget sama si Jang Mi ini.

“Tidak, kami tidak pacaran. Jang Mi-ssi, kau sudah punya pacar lagi ya? Selamat ya, setelah kau mengambil Jongin sekarang kau bersamanya. Hebat. Aku pulang dulu, permisi” aku langsung keluar dari ruangan itu dengan terburu-buru. Kenapa hatiku sakit sekali ya?

“Lyla!!!” aku mendengar Sehun memanggil namaku, tapi aku tak menghiraukannya. Aku terus berjalan melewati lorong, untung tak banyak orang disini.

[Sehun POV]

Aku terkejut sekali saat Lyla datang ke sini. Luhan Hyung menceritakan bagaimana mereka bertemu dan makan-makan bersama. Aku merasa cemburu mereka bertemu berdua tanpa sepengetahuanku. Jadi dari tadi aku tidak menyapanya. Yaah aku tahu kami hanya pacaran bohongan, tapi sebenarnya aku sudah menyimpan rasa pada Lyla.

“Hyung, Lyla kemana?” tanyaku saat menyadari dia tidak ada di ruangan ini. “Ke toilet” jawab Luhan Hyung. Tak lama model yeoja yang akan menjadi partnerku sudah datang. Kalian tahu siapa yeoja itu? Dia yeoja yang tadinya akan di jodohkan olehku.

Chae Jang Mi. Aku saja terkejut saat mengetahuinya.

“Oppa, akhirnya kita bertemu lagi” katanya dengan nada yang sok imut. “Oppa, kau tahu saat di tawari untuk pemotretan ini aku tadinya tidak mau. Ketika tahu partnernya Oppa, aku jadi bersemangat, lho”

“Oh” jawabku. Dia malah bergelayut manja di tanganku. Aku mencoba melepaskan diri. Tapi tiba-tiba saja dia melepaskannya sendiri.

“Hey Kai! Apa kabar?? Bukankah ini Lian? Apa kalian pacaran lagi?” ucap Jang Mi. Lian? Aku langsung mengikuti arah pandangan Jang Mi. Ya benar, itu Lian. Tapi di sebelahnya ada seorang namja yang aku tidak kenal. Apa tadi? Pacaran? Mereka pacaran?

“Pacaran?” tanyaku heran, aku bermaksud bertanya pada Lyla. Aku langsung melihat ke arah namja yang berada di samping Lyla denga tatapan dingin.

“Eh.. lama tidak bertemu Jang Mi-ssi” Lyla malah mengalihkan pertanyaanku. Mencurigakan. Apa mereka pacaran? Kenapa dia tidak bilang padaku kalau sudah punya pacar.

“Aku baik-baik saja. Dia siapa?” kata si namja yang namanya Kai itu. Lalu dia bertanya sambil menunjukku.

“Oh.. dia pacarku” jawab Jang Min. Apa? pacar? Aku langsung melihat ke arah Lyla, ekspresinya terkejut lalu berubah menjadi tidak terbaca.

“Tidak, kami tidak pacaran. Jang Mi-ssi, kau sudah punya pacar lagi ya? Selamat ya, setelah kau mengambil Jongin sekarang kau bersamanya. Hebat. Aku pulang dulu, permisi” setelah menyatakan pernyataan itu, dia keluardengan terburu-buru.

“Lyla!” aku langsung mengejarnya.

“Oppa! Kau mau kemana? Pemotretannya akan dimulai!”

“Ya! Oh sehun! Kau mau kemana??” Luhan Hyung juga ikut berteriak memanggilku. Aku tidak peduli. Aku harus mengejar Lyla, aku tidak mau dia salah paham.

“Lyla!!” aku terus memanggilnya yang berjalan dengan cepat. Apa dia tidak mendengarku?

“Lyla!!” aku berhasil mengaet (?) tangannya. Dia tampak bingung. “Kau mau kemana??!” tanyaku dengan napas yang tersengal-sengal.

“Aku mau pulang” Lyla mencoba melepaskan genggamanku. “Aku antar” ucapku, lalu menariknya untuk mengikutiku. Dia hanya bungkam saja.

Kami masuk ke mobilku. Kulajukan mobilku ke luar gedung SMent.  Awalnya kami hanya berdiam-diam sampai aku gereget sendiri kenapa dia tidak berbicara. Sepanjang perjalanan, dia hanya menatap ke luar kaca mobil.

“Yang tadi itu siapa?” tanyaku.

“Yang mana?” baru dia menoleh padaku. “Namja di sampingmu”

“Apa aku harus memberi tahumu?” dia malah bertanya balik, dasar. “Harus” jawabku tegas.

“Dia Kai” kenapa dia menjawab dengan singkat sih. “Dia pacarmu?” tanyaku lagi.

“Bukan. Dia mantan pacarku” jawabnya. “Lalu, kenapa Jang Mi bisa kenal kalian??” tanyaku lagi.

“Jelas saja dia kenal denganku. Mereka orang-orang dari masa lalu ku. Kau tahu, dialah perusak hubunganku dengan Kai. Dia merebut Kai dariku, dan sekarang kenapa dia datang lagi?? Apa dia juga mau mengambil semua punyaku?? Dan bagaimana kau mengenal Jang Mi?” dia menjelaskan lalu bertanya padaku.

“Yeoja itu yang tadinya akan di jodohkan oleh ku” jawabku. Aku melihat matanya seketika membulat. Aku tahu dia terkejut.

“Kenapa kau tidak menerimanya saja? Padahal dia cantik lho, Kai saja tergoda olehnya”

“Aku tidak termakan oleh kecantikannya. Lagipula, aku menyukai orang lain” ‘aku menyukaimu, Lyla’ tambahku dalam hati.

“Waaah… benarkah?? berarti tugasku sudah berakhir dong?” aku langsung terpaku saat dia bilang ini akan berakhir.

“Kau mau ini berakhir?” tanyaku pelan.

“Eh… mmm, kalau kau mengakhirinya sih. Itu terserah padamu, aku sih hanya membantumu saja. Lagipula Ibumu tidak mengungkit soal perjodohan itu lagi kan??”

“Iya sih.. benar ya terserah padaku. Kalau aku maunya kita terus bersama, bagaimana?” aku ingin tahu bagaimana responnya.

“Hahahaha… itu tidak mungkin. Secara, dunia kita kan berbeda. Kita tidak boleh bersama” aku tercengang mendengar jawabannya. Jadi dia menganggap kalau aku dan dia itu berbeda??

“Kalau aku berhenti jadi aktor, bagaimana? Kau mau denganku?”

“Jangan gila. Aku tidak mau merusak mimpi orang lain”

Aku terdiam. ‘Padahal mimpiku hanya bersamamu, Lyla’ batinku. Tiba-tiba handphonenya berbunyi.

“Halo??” dia menjawab teleponnya. Aku biarkan dia menjawab teleponnya dulu, sementara aku fokus menyetir.

“Apa?? Kamu di bandara? Kenapa kamu gak bilang dulu sama Kakak, Rin?? Yasudah kakak jemput kamu. Jangan kemana-mana, oke??” dia menggunakan bahasa Indonesi, Lyla panik sekli.

“Antar aku ke bandara!! Ppalli!!!” teriaknya histeris. Aku langsung memutar arah. Apa dia mau pulang ke Indonesia?? Kenapa mendadak sekali? Dia mau meninggalkanku?

“Ada apa?” tanyaku penasaran.

“Adikku datang dari Indonesia. Dia tidak bilang dulu padaku” jawabnya sambil sibuk menelpon orang. “Ah.. sial. Pulsaku habis. Sehun-ah, boleh aku pinjam ponselmu”

“Pakai saja” kataku. Lalu dia mengetik sebuah nomor dengan cepat.

[Lian POV]

Ini mendadak sekali. Adikku tiba-tiba menelponku mengatakan bahwa dia ada di Korea. Aku harus menelpon Mama, sialnya pulsaku habis. Jadilah aku minjam punya Sehun.

‘Halo?’

“Halo Ma, ini Lyla. Itu si Ririn kenapa bisa sampai ke Korea sih?? Aku sampai panik nih”

‘Dia bilang mau liburan ke Korea. Yasudah, Mama ijinin saja, sekalian nengokin kamu kan? Kamu jemput saja ya, Mama tutup dulu, disini lagi sibuk. Daah sayang’ Mamaku malah menutup teleponnya.

“Ini handphonenya, makasih” aku meletakkan handphonenya di dekat rem tangan.

“Kau bicara apa sih, aku tidak mengerti” yaampun! Tanpa sadar, aku mengatakan dalam bahasa Indonesia pada Sehun saking paniknya.

“Ah.. Igeo, gomawo atas handphonenya. Oh iya, kau juga jadi di repotin olehku”

“Tidak masalah”

Sesampainya kami di bandara aku bingung sekali.

“Sehun-ah! Kau mau kan tunggu aku?”

“Tentu saja” jawabnya sambil tersenyum. Manis sekali. “Kalau begitu kau tunggu di parkiran. Jangan ikut turun, takut ada papparazzi yang melihatmu. Arra? Aku pergi dulu” aku langsung berlari ke dalam bandara.

“Kakak!” itu suara Ririn, aku langsung menoleh. “Ririn!!” aku langsung berlari menghampirinya dan memeluknya.

“Kak Lyla, aku kangen”

“Kenapa kamu gak ngabarin Kakak dulu sih, Rin? Kan Kakak jadi panik tadi”

“Iya deh.. maafin Ririn ya Kak. Ririn Cuma mau buat surprise aja, hehehe. Ohya, Kakak kesini sendirian?”

“Enggak. Kakak sama mmm.. temen aja”

“Ah, yang bener? Temen apa pacar?” Ririn malah menggodaku. “Sudahlah, ayo kita pulang saja. Eh, nanti kalau kamu lihat teman Kakak, kamu jangan histeris ya, Rin”

“Memang kenapa Kak?”. “Gak apa-apa”

Aku membantunya membawa barang bawaannya menuju parkiran. Aku bingung mencari mobil Sehun, karena banyak sekali mobil disini. Ah itu dia.

“Sehun-ah, bisa bukakan bagasi mobilnya?”. “Oke” aku memasukkan barang-barang Ririn kedalam bagasi mobil.

“Ayo masuk Rin” aku duduk di samping pengemudi, sedangkan Ririn duduk di jok belakang mobil.

“Astaga! Kakak… dia..dia kan Oh Sehun bukan??!!! Kakak temanmu artis??” Ririn histeris saat melihat Sehun. “Ririn! Kan Kakak sudah bilang jangan histeris begitu” Sehun malah membalasnya dengan senyuman.

“Surely???!! Oh Sehun is here??”

“Sure. Do you know me?” tanya Sehun sambil melihat ke kaca di dalam mobil.

“Of course, I’m your fans, you know?? Are you my sister’s friend?”

“No. You’re sister is my girlfriend” ucap Sehun enteng. “Sehun-ah!” aku membentak Sehun, dia malah cengengesan.

“What??!! Kak Lyla!”Ririn langsung menodongku dengan tatapan death glare nya.

“Nanti aku jelaskan Rin. Sekarang kau diam saja, oke?” alhasil Ririn sekarang bungkam.

Mobil Sehun belok ke arah gedung flatku.

“Baiklah, kita sudah sampai. Ayo turun Rin, ambil juga barang-barangmu” kataku. “Sehun-ah, maaf merepotkanmu ya” setelah berkata seperti itu, aku hendak keluar dari mobil. Tapi Sehun menahan tanganku. “Ada apa?”

“Besok malam, kita makan malam di rumah Ibuku. Ayahku ingin bertemu denganmu”

“Baiklah. Sampai jumpa besok” lalu aku keluar dari mobilnya. Tak lama mobilnya bergerak keluar dari halaman gedung tempat tinggalku.

“Ayo kita masuk, Rin” aku membawa tas jinjingnya, sementara Ririn membawa selebihnya.

“Ini dia rumahku. Maaf ya rumahnya sempit” kataku saat memasuki rumah.

“Lian-ah, kau sudah pulang?” ternyata di ruang tamu sudah ada Minka dan Baekhyun.

“Oh iya, kenalkan ini adikku, baru datang dari Indonesia” kataku. “Rin, ini temen Kakak, Minka dan Baekhyun. Minka juga tinggal di sini. Ayo perkenalkan dirimu”

“Annyeonghaseyo, jeoneun Ririn imnida” ucap Ririn menggunakan bahasa Korea. Yah walaupun agak sedikit tak enak didengar. Maklumlah.

“Hai, Ririn. Nice to meet you, how old are you?” tanya Baekhyun.

“16 years old” lalu mereka bercakap-cakap dengan Ririn. Di ikuti lelucon dari Baekhyun. Aku pergi ke dapur untuk mebuat makanan.

“Lho? Itu bukannya Kak Lyla?” kata Ririn. “Eo! Geurae. Itu Lian, tapi dengan siapa itu?? Itu..itu Oh Sehun! Lian-ah cepat kemari!!” Minka berteriak histeris.

“Ada apa?” tanyaku menghampiri merek, aku masih memakai celemek.

Mataku tiba-tiba membulat saat melihat ke arah TV.

Aktor muda Oh Sehun dikabarkan sedang menjalin kasih dengan seorang yeoja biasa. Terlihat di sebuah gedung apartemen yang diduga tempat tinggal yeoja nya. Identitas kekasih Oh Sehun belum di ketahui. Tapi netizen beranggapan, aktor muda Oh Sehun habis mengahabiskan malam di rumah sang kekasih’ kata si pembawa acara.

Aku melihat foto itu. Itu foto saat Sehun mengantarku pulang sehabis mengunjungi Ibunya. Kenapa mereka beranggapan Sehun habis menghabiskan malam di rumahku??

Lalu TV itu memperlihatkan foto saat Sehun yang sedang…… menciumku. Lututku langsung melemas.

“Kenapa? Kenapa ada foto itu?? Siapa yang memotret?” tanyaku lirih.

TBC

One thought on “Perfect Idol [Part 4]

Leave a comment